TAMAN
MENTARI
Mengapa komunitas ini bernama “Taman Mentari?”
Sejatinya, Taman Mentari adalah dimaksudkan untuk
sarana bermain sekaligus belajar anak. Seperti filosofi taman sendiri untuk
bermain dan mentari yang bisa memberikan penerangan.
Siapa orang yang paling baik?
Orang yang paling baik adalah orang yang paling
bermanfaat untuk sekitarnya.
Mengapa terkadang kita ditempatkan di lingkungan
yang gelap?
Mungkin saja Tuhan mengirim kita menjadi matahari
yang terus bersinar dan memberi kebaikan bagi sesama.
Dari sini kami belajar tentang banyak hal.
Mulai dari belajar kesabaran dengan anak kecil,
menemukan kelegaan dengan hal-hal yang sederhana, sampai belajar untuk memaknai
kehidupan.
Saya yakin jika ada orang ikhlas untuk saling
berbagi, semua yang dirasakan pasti adalah bentuk kelegaan. Lega karena bisa
bahagia ataupun lega karena bisa membantu sesama. Siapa yang tidak mau untuk
dekat dengan Tuhannya? Pasti tidak ada.
Sebagian orang mungkin beranggapan kalau bermain
dengan anak kecil itu pasti merepotkan. Memang iya awalnya, namun jika sudah
terbiasa kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih berharga. Mungkin
sebagian orang pula beranggapan anak kecil tidak bisa memberikan apapun untuk
kita, justru merekalah yang membutuhkan kita. Nyatanya keliru. Hanya dengan berdekatan
saja kita bisa belajar banyak dengan mereka. Salah satunya adalah kesabaran!
Kesabaran? Apa bisa?
Coba kita lihat saja bagaimana sosok anak kecil!
Sosok yang biasanya mudah sekali marah juga mudah sekali untuk memaafkan.
Bukankah anak kecil itu pemaaf yang handal? Dan bukankah memberi maaf adalah
tindakan yang mulia sekaligus sulit untuk dilakukan?
Oh, mungkin satu lagi yang terlewat. Memaafkan
kedengarannya bisa saja, yang lebih sulit adalah melupakan bukan?
Double lesson! Memaafkan dan melupakan. Jadi,
jangan remehkan anak kecil ya! Dengan mereka kita juga bisa belajar sekaligus
bermain.
Dan mengapa dalam agenda belajar sekaligus bermain TAMAN MENTARI meminta mereka untuk menuliskan mimpi-mimpinya?
Karena menurut kita semua itu berawal dari mimpi. Kita perlu bangun untuk mewujudkannya. Ditunjukkan kepada orang tua untuk apa?
Agar orang tua mereka bisa menjadi pondasi mereka untuk mewujudkan apa itu mimpinya. Orang tua bisa bangga menjadi madrasah pertama untuk anaknya yang mulai paham apa itu MIMPI.
Dan mengapa dalam agenda belajar sekaligus bermain TAMAN MENTARI meminta mereka untuk menuliskan mimpi-mimpinya?
Karena menurut kita semua itu berawal dari mimpi. Kita perlu bangun untuk mewujudkannya. Ditunjukkan kepada orang tua untuk apa?
Agar orang tua mereka bisa menjadi pondasi mereka untuk mewujudkan apa itu mimpinya. Orang tua bisa bangga menjadi madrasah pertama untuk anaknya yang mulai paham apa itu MIMPI.
Taman Mentari juga biasanya berbagi sembako dengan
masyarakat sekitar yang membutuhkan.
Dengan ini kita juga bisa belajar untuk memaknai
kehidupan. Tidak salah bukan jika kita belajar dari orang lain?
Pernah ketika kami masih duduk di bangku SMP, kami
bertemu dengan seorang kakek yang bekerja sebagai tukang becak. Orang sekitar
biasa memanggil beliau ‘Mbah Rin’.
Beliau tidak punya sanak saudara. Beliau sehari-hari
tinggal di pos polisi Kertosono. Kalau siang biasanya beliau mangkal tak jauh
dari pos polisi yang juga berdekatan dengan SMPN 1 Kertosono.
Pernah suatu waktu ketika kami pulang sekolah
bertemu beliau sedang tertidur di atas becaknya. Padahal ketika itu cuaca
sedang panas.
Sore hari biasanya beliau duduk-duduk di seberang
jalan sembari melihat hiruk pikuk jalanan. Malamnya beliau tidur di pos polisi
atau di dekat kedai sate. Untuk makan biasanya beliau diberi oleh orang
sekitar.
Ketika bertemu di seberang jalan, beliau dengan
senyum lebar menerima pemberian kami.
Raut muka senjanya menunjukkan ketulusan dan
ketabahan beliau dalam menghadapi hidup.
Karena bukan mereka yang membutuhkan saya, tetapi
saya yang membutuhkan mereka. Coba bercermin saja!
Mampir yuk ke @tamanmentari_
No comments:
Post a Comment