“Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku
lihat sebelumnya, yaitu (1) suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor-ekor
sapi betina yang mereka pakai untuk mencambuk manusia; (2) wanita-wanita yang
berpakaian (namun) telanjang, yang kalau berjalan berlenggak-lenggok
menggoyang-goyangkan kepalanya lagi durhaka (tidak ta’at), kepalanya seperti
punuk-punuk unta yang meliuk-liuk. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak
dapat mencium bau wanginya, padahal bau wanginya itu sudah tercium dari jarak
sekian dan sekian.” (Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2128) dan Ahmad
(no. 8673). dari jalan Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Tabarruj secara bahasa
diambil dari kata al-burj (bintang, sesuatu yang terang, dan tampak). Seperti: kepala, wajah, leher, dada,
lengan, betis, dan anggota tubuh lainnya, atau menampakkan perhiasan tambahan.
Imam asy-Syaukani berkata, “At-Tabarruj adalah dengan seorang wanita menampakkan sebagian dari
perhiasan dan kecantikannya yang (seharusnya) wajib untuk ditutupinya, yang
mana dapat memancing syahwat (hasrat) laki-laki” (Fathul Qadiir karya asy- Syaukani).
Dalam hadist di atas terdapat ancaman keras yang
menunjukkan bahwa perbuatan tabarruj termasuk dosa besar, karena dosa besar
adalah semua dosa yang diancam oleh Allah dengan neraka, kemurkaan-Nya,
laknat-Nya, azab-Nya, atau terhalang masuk surga. Oleh karena itu, seluruh kaum
muslimin bersepakat menyatakan haramnya tabarruj.
Dari postingan sebelumnya sudah membahas tentang jilbab, selanjutnya
ke tabarruj karena memang tabarruj sendiri erat kaitannya dengan berjilbab. Tabarruj
sendiri sebenarnya tidak hanya diartikan dengan sebatas berdandan menor saja,
tetapi juga segala bentuk perhiasan yang ditampakkan yang nantinya disukai oleh
laki-laki. Entah itu merupakan keindahan asal (berasal dari anggota badan
mereka sendiri) atau perhiasan yang bisa diusahakan (perhiasan tambahan yang
menghiasi fisik mereka), yaitu semua yang ditambahkan pada fisik wanita untuk
mempercantik dan menghiasi dirinya.
Ada seorang teman yang pernah bertanya, “Kalo aku nggak
dandan terus nanti dijudge katrok gimana? Kan aku udah besar.”
Bukankah jika semakin dewasa justru seharusnya kita
semakin semangat belajar menuntut ilmu agama demi masa depan di dunia dan di
akhirat? Bukankah seharusnya pula kita belajar untuk membuka pikiran kita dan
menutup (menjaga) diri kita? Bukankah dengan memperkecil label “semakin dikenal
banyak orang” menjadikan kita lebih selamat di dunia dan di akhirat?
Kalo diulik lagi, “Banyak mana perempuan pake make up
sama enggak?” Ya, jelas banyak yang pake make up dong.
“Jika belum punya suami, memang mau berhias untuk siapa? Apakah
tidak rugi jika keindahan dalam diri kita sudah dinikmati (dilihat) oleh orang
lain?”
Apalagi kita masih remaja. Memang fitrah wanita sendiri
adalah tampil cantik, tetapi cantik bukan dalam artian ngejreng ya! Boleh
memakai make up, tapi sekadarnya (yang warnanya tidak terlalu mencolok atau warnanya
hampir sama dengan kulit kita) saja yang tujuannya untuk membuat penampilan
kita bersih dan segar saja. Untuk berhias sendiri sebaiknya kita berhias dengan
sesuatu yang hukumnya mubah (bukan dari barang yang haram) dan tidak
memudharatkan.
Adapun cara-cara berhias yang dilarang dalam Islam adalah
:
a. Menyambung
rambut (al-washl)Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah
melaknat penyambung rambut dan orang yang minta disambung rambutnya.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim)
b. Menato tubuh (al-wasim), mencukur alis (an-namsh),
dan mengikir gigi (at-taflij)Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat orang yang
menato dan wanita yang minta ditato, wanita yang menyambung rambutnya
(dengan rambut palsu), yang mencukur alis dan yang minta dicukur, serta
wanita yang meregangkan (mengikir) giginya untuk kecantikan, yang merubah
ciptaan Allah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
c. Mengenakan wewangian bukan
untuk suaminya (ketika keluar rumah)Baginda nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Setiap wanita yang menggunakan wewangian,
kemudian ia keluar dan melewati sekelompok manusia agar mereka dapat mencium
bau harumnya, maka ia adalah seorang pezina, dan setiap mata itu adalah
pezina.” (Riwayat Ahmad, an-Nasa’i, dan al-Hakim dari jalan Abu Musa
al-Asy‘ari radhiyallahu ‘anhu)
d. Memanjangkan kukuNabi
kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang
termasuk fitrah manusia itu ada lima (yaitu): khitan, mencukur bulu kemaluan,
mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim)
e. Berhias menyerupai kaum lelaki“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupakan diri seperti
wanita dan melaknat wanita yang menyerupakan diri seperti laki-laki.” (Riwayat
Bukhari). Hadits ini dinilai shahih oleh at-Tirmidzi.
KEBURUKAN TABARRUJ :
“Syaiton menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjadikan
untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah: 268)
1. Tabarruj adalah maksiat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
“Semua
umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan”, para sahabat bertanya: “Ya
Rasulullah siapakah orang yang enggan?” Beliau menjawab, “Siapa yang taat
kepadaku maka ia akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah
enggan (untuk masuk surga).” (HR. Bukhari)
2. Tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah.
“Akan ada pada akhir
umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka
seakan-akan punuk unta, laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita
terlaknat!”
3. Tabarruj adalah sifat penghuni neraka.
“Ada dua golongan penghuni
neraka yang aku belum pernah melihatnya: Kaum yang membawa cemeti seperti ekor
sapi yang digunakan untuk memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian
tetapi telanjang.”
4. Tabarruj adalah
perbuatan keji.
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata:
“Kami mendapati nenek moyang Kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah
menyuruh Kami mengerjakannya. “Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
(mengerjakan) perbuatan yang keji” mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah
apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al A’raf: 28)
5. Tabarruj adalah ajaran iblis
“Hai anak Adam, janganlah
sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan
kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya.” (QS. Al A’raf 27)
6. Tabarruj adalah gaya hidup orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi memiliki peran yang
sangat besar dalam menghancurkan umat ini melalui wanita, dan kaum wanita
memang memiliki pengalaman di bidang ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Hati-hatilah pada dunia!, hati-hatilah pada
wanita! Sesungguhnya fitnah (musibah) pertama yang
menimpa bani Israil (kaum Yahudi) adalah dari wanita.”
7. Tabarruj adalah
perbuatan Jahiliyah yang sangat tercela.
“Nabi
telah menyifati ajakan Jahiliyah sebagai ajakan busuk dan kotor, ajakan
jahiliyah selaras dengan tabarruj jahiliyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda ketika memperingatkan salah seorang sahabatnya :
“Sesungguhnya pada dirimu ada perkara Jahiliyyah.” (HR.
Bukhari)
8. Tabarruj
adalah keterbelakangan
Perbuatan
buka-bukaan adalah fitrah dari hewan ternak, tidak seorang pun yang condong
pada perbuatan tersebut kecuali dia akan hina, dia akan jatuh dari kedudukan
tingginya sebagai manusia menuju kedudukan yang paling rendah bahkan lebih
rendah dari hewan-hewan ternak. Dari sini tampaklah bahwa tabarruj adalah salah
satu tanda dari kerusakan fitrah manusia, tidak adanya rasa malu dan tanda
matinya hati.
9. Tabarruj
adalah pintu kerusakan yang sangat nyata.
Ketika siapa saja yang memperhatikan sejarah, sepanjang sejarah yang ada,
maka niscaya pasti akan mendapati bahwa sebab yang paling terbesar dari
hancurnya peradaban, tercerai-berainya masyarakat, dekadensi (kemerosotan)
moral, tersebarnya perbuatan-perbuatan keji (zina, homo, lesbian), kerusakan
akhlak, tersebarnya kriminal, penyebab paling terbesarnya semua itu adalah
berdandannya seorang perempuan di luar rumah, bercampurnya perempuan dengan
para lelaki yang bukan mahramnya, seringnya perempuan berseliweran di
tempat-tempat umum padahal dia dalam keadaan berdandan dengan dandanan yang
sangat sempurna dan perhiasan yang paling bagus yang dia pakai, bau wangi
yang paling sempurna yang dia pakai. Ini
penyebab hancurnya peradaban, tercerai berainya persatuan, dekadensi moral,
tersebarnya kekejian, rusaknya prinsip-prinsip dasar hidup yang yang baik,
tersebarnya kriminal, zina, perkosaan dan semisalnya.
Selanjutnya yang sering tidak diketahui atau justru dilewatkan adalah
perihal sunnah betah di rumah.
“Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumahnya maka setan akan
menghiasinya, dan sesungguhnya seorang wanita lebih dekat kepada Allah Ta’ala
ketika ia berada di dalam rumahnya” (HR. At-Tirmidzi dan Ath-Thabrani dan lafaz
ini milik beliau, dari Abdullah bin Mas’ud rhadiyallahu’anhu, Ash-Shahihah-2688)
Boleh saja seorang wanita keluar rumah asalkan untuk kebutuhan yang mubah dengan
tetap berpegang teguh pada adab-adab yang disyariatkan oleh Islam pula. Mubah sendiri
maksudnya adalah jika ada keperluan dan dalam keadaan darurat. Perlu diketahui
bahwa keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku adalah juga termasuk
kategori tabarruj.
Dalam Islam sendiri tidak ada suatu hal yang disulitkan, semua semata-mata
demi menuju kebaikan...
SUMBER : MUSLIMAH
SUMBER : MUSLIMAH
No comments:
Post a Comment